Rapat bertubi-tubi, tenggat waktu mepet, ekspektasi atasan yang tinggi—semua itu menjadi bagian dari dinamika dunia kerja. Dalam porsi tertentu, stres justru bisa menjadi pemicu produktivitas. Tapi pertanyaannya: kapan stres masih tergolong wajar, dan kapan itu menjadi sinyal bahaya yang butuh penanganan serius?
Stres: Bagian Tak Terelakkan dari Dunia Kerja
Stres adalah respons alami tubuh terhadap tantangan. Dalam dosis rendah hingga sedang, stres bisa membantu kita tetap fokus, sigap, dan termotivasi. Kondisi ini sering disebut sebagai eustress stres positif yang bersifat sementara dan adaptif.
Contohnya:
-
Merasa tegang menjelang presentasi penting
-
Gugup saat hari pertama bekerja
-
Tergesa-gesa karena harus menyelesaikan laporan mingguan
Dalam kasus seperti ini, stres adalah tanda bahwa tubuh dan pikiran kita sedang "siaga". Biasanya, begitu tugas selesai, stres pun mereda.
Ketika Stres Berubah Jadi Masalah
Masalah muncul saat stres berlangsung terus-menerus tanpa pemulihan. Ini disebut distress—stres negatif yang bisa memengaruhi kesehatan mental dan fisik. Sayangnya, banyak orang mengabaikan gejala awal karena menganggapnya "bagian dari kerja keras".
Berikut beberapa tanda stres kerja yang tak lagi normal:
Gejala Psikologis:
-
Sulit konsentrasi atau mengambil keputusan
-
Mudah marah atau tersinggung
-
Merasa kewalahan, kehilangan motivasi
-
Cemas berlebihan tanpa alasan jelas
Gejala Fisik:
-
Sakit kepala, gangguan pencernaan
-
Nyeri otot, tegang di leher atau punggung
-
Kesulitan tidur atau tidur tidak nyenyak
-
Kelelahan kronis meskipun sudah istirahat
Perilaku yang Berubah:
-
Menarik diri dari rekan kerja
-
Mulai mengandalkan kafein atau alkohol berlebihan
-
Penurunan performa kerja yang konsisten
-
Hilangnya minat terhadap pekerjaan yang dulu disukai
Jika gejala-gejala ini berlangsung lebih dari beberapa minggu dan mulai mengganggu keseharian, itu adalah tanda kamu butuh bantuan lebih dari sekadar liburan akhir pekan.
Kapan Harus Cari Bantuan Profesional?
Tidak semua stres perlu terapi. Tapi jika kamu mengalami salah satu dari hal berikut, sangat dianjurkan untuk konsultasi dengan psikolog:
-
Merasa tidak bisa mengendalikan emosi sendiri
-
Merasa tertekan setiap hari, bahkan di luar jam kerja
-
Terlintas pikiran untuk menyerah, kabur, atau berhenti tanpa arah
-
Sudah mencoba istirahat atau relaksasi, tapi tidak ada perubahan berarti
-
Muncul keluhan fisik berulang tanpa penyebab medis yang jelas
Mencari bantuan bukan tanda kelemahan. Justru itu langkah sadar bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan performa kerja.
Apa yang Bisa Dilakukan Sambil Menunggu Bantuan?
Sebelum dan selama proses mencari bantuan profesional, beberapa hal bisa kamu lakukan untuk meringankan stres:
-
Atur ekspektasi diri: Tidak semua hal bisa dikendalikan. Fokus pada apa yang bisa kamu pengaruhi.
-
Ambil jeda singkat: Teknik napas, jalan kaki sebentar, atau bahkan diam beberapa menit bisa bantu “reset” otak.
-
Curhat ke orang terpercaya: Validasi dari orang lain sering kali membantu kita merasa lebih ringan.
-
Jaga kebiasaan dasar: Tidur cukup, makan bergizi, dan olahraga ringan bisa memperkuat ketahanan stres.
Kesimpulan
Stres adalah bagian dari hidup dan bekerja. Tapi ketika tekanan di tempat kerja mengikis kesehatan mentalmu, itu bukan hal yang patut disepelekan. Mengenali batas antara stres wajar dan stres berbahaya adalah langkah awal untuk menjaga dirimu tetap waras, kuat, dan sehat.
Ingat, produktivitas jangka panjang hanya mungkin jika tubuh dan pikiran berjalan seimbang. Jangan tunggu hancur baru memperbaiki lebih baik tangani saat retak mulai terasa.
Biro psikologi Assesment Indonesia dikenal sebagai pusat asesmen Indonesia yang memberikan berbagai layanan, termasuk jasa psikotes dan asesmen individu, dengan proses yang efisien dan hasil mendalam.