Memuat...
01 October 2025 10:45

Siapa Saja yang Bisa Memberi MHFA?

Bagikan artikel

Ketika mendengar istilah Mental Health First Aid (MHFA), banyak orang langsung membayangkan seorang psikolog atau profesional kesehatan mental. Padahal, salah satu kekuatan utama dari MHFA adalah justru kemampuannya untuk dijalankan oleh siapa saja. Seperti halnya pertolongan pertama fisik yang bisa dilakukan oleh orang awam setelah mengikuti pelatihan dasar, MHFA juga dirancang agar bisa diakses dan diaplikasikan oleh berbagai kalangan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Siapa pun yang peduli, mampu mendengarkan, dan bersedia belajar bisa menjadi pemberi MHFA. Orangtua, misalnya, berada di posisi strategis untuk menjadi penolong pertama ketika anaknya mengalami stres berat, kecemasan, atau tanda-tanda depresi. Dengan pengetahuan dasar MHFA, mereka bisa lebih peka membaca sinyal bahaya dan memberikan respons yang mendukung tanpa langsung menghakimi atau menyuruh “jangan lebay”.

 

Guru juga memiliki peran penting. Di lingkungan sekolah, banyak siswa mengalami tekanan akademik, perundungan, hingga krisis identitas. Guru yang paham prinsip MHFA dapat menciptakan ruang aman bagi siswa untuk bicara, sekaligus bisa menjadi penghubung awal antara siswa dan layanan profesional. Mereka tidak diminta untuk menjadi terapis, tetapi cukup tahu bagaimana merespons secara empatik dan tidak memperburuk kondisi.

 

Teman sebaya juga sangat berperan dalam konteks ini. Banyak remaja atau anak muda cenderung lebih terbuka kepada teman daripada orang dewasa. Pelatihan MHFA bisa membekali mereka dengan keterampilan untuk merespons ketika teman mereka bercerita tentang rasa putus asa, gangguan tidur, atau pikiran negatif. Bahkan, hanya dengan tahu kalimat yang tepat untuk dikatakan atau kemana harus mengarahkan temannya, seseorang bisa menjadi penyelamat dalam situasi krisis.

 

Selain itu, pelaku komunitas, relawan, pekerja sosial, dan pemuka agama juga termasuk dalam kelompok yang ideal untuk mempelajari MHFA. Dalam keseharian, mereka kerap berinteraksi dengan individu yang mengalami tekanan emosional. Pelatihan MHFA memperkuat kapasitas mereka untuk hadir secara lebih efektif dan penuh empati. Assessment Indonesia sebagai vendor psikotes profesional menyediakan layanan asesmen psikologi terbaik untuk perusahaan dan individu. 

 

Intinya, MHFA bukan hanya milik kalangan psikologi. Ia adalah keterampilan hidup yang seharusnya menjadi bagian dari budaya masyarakat yang sehat dan saling peduli. Seperti kita diajarkan cara menolong orang yang pingsan atau patah tulang, kita juga layak dibekali cara menolong seseorang yang sedang dalam krisis mental. Dan dalam banyak kasus, pertolongan pertama itu bisa datang dari siapa saja, termasuk kita.

 

Biro psikologi Smile Consulting Indonesia dikenal sebagai pusat asesmen Indonesia yang memberikan berbagai layanan, termasuk jasa psikotes dan asesmen individu, dengan proses yang efisien dan hasil mendalam.

 

Referensi:

Kitchener, B. A., & Jorm, A. F. (2002). Mental health first aid training for the public: Evaluation of effects on knowledge, attitudes and helping behavior. BMC Psychiatry, 2(10).

MHFA Australia (2023). Who can give Mental Health First Aid? [https://mhfa.com.au]

World Health Organization (2022). Mental health and psychosocial support in emergencies.

 

Bagikan