Di era digital saat ini, anak muda lebih terkoneksi dari sebelumnya. Namun ironisnya, banyak dari mereka merasa kurang berharga, tidak cukup baik, bahkan gagal menilai diri sendiri secara sehat. Fenomena ini menimbulkan satu pertanyaan penting: mengapa generasi muda begitu rentan mengalami self-esteem rendah, dan bagaimana peran orang tua serta lingkungan digital dalam membentuknya?
Apa Itu Self-Esteem?
Self-esteem atau harga diri adalah cara seseorang menilai dan menghargai dirinya sendiri. Bukan sekadar rasa percaya diri dalam penampilan atau kemampuan, tetapi juga mencakup perasaan layak dicintai, diterima, dan dihargai baik oleh diri sendiri maupun orang lain.
Self-esteem sehat penting untuk:
-
Menangani kegagalan dengan lebih adaptif
-
Menjalin hubungan yang sehat
-
Membangun ketangguhan mental
Sayangnya, generasi muda saat ini menghadapi banyak tantangan baru yang dapat menggerus harga diri mereka.
Lingkungan Digital: Cermin yang Tidak Selalu Jujur
Media sosial Instagram, TikTok, Snapchat, dan lainnya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja dan dewasa muda. Di satu sisi, platform ini memberi ruang ekspresi dan koneksi sosial. Namun di sisi lain, mereka juga menciptakan lingkungan perbandingan yang konstan.
Beberapa pengaruh negatif media sosial terhadap self-esteem antara lain:
-
Perbandingan sosial yang tidak realistis: Banyak remaja membandingkan kehidupan mereka dengan potret “sempurna” orang lain di media sosial.
-
Validasi berbasis angka: Jumlah likes dan komentar bisa menjadi indikator semu tentang “nilai diri”.
-
Cyberbullying: Kritik atau komentar negatif di dunia maya sering kali terasa lebih menyakitkan karena disaksikan banyak orang.
Studi dari Royal Society for Public Health di Inggris menyebutkan bahwa penggunaan media sosial secara intensif dapat meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan body image issues semuanya berkaitan erat dengan harga diri yang rendah.
Peran Orang Tua: Lebih dari Sekadar Mengatur Waktu Layar
Orang tua adalah fondasi awal dalam pembentukan self-esteem anak. Mereka bukan hanya pemberi batasan, tetapi juga sumber validasi, dukungan emosional, dan model cara berpikir tentang diri sendiri.
Beberapa sikap orang tua yang bisa berkontribusi terhadap rendahnya self-esteem antara lain:
-
Terlalu kritis dan membandingkan anak dengan orang lain
-
Kurang memberikan pujian yang tulus terhadap usaha anak
-
Mengabaikan kebutuhan emosional, terlalu fokus pada prestasi akademik atau pencapaian luar
Sebaliknya, orang tua bisa menumbuhkan harga diri yang sehat dengan:
-
Memberikan dukungan yang konsisten dan empatik
-
Mengajarkan anak menerima kegagalan sebagai bagian dari proses belajar
-
Menunjukkan cinta tanpa syarat, terlepas dari performa atau penampilan anak
-
Membantu anak mengenali kelebihan dan kekuatan unik mereka
Bukan Hanya Masalah Personal, tapi Masalah Sosial
Self-esteem yang rendah bukan hanya berdampak pada individu, tetapi juga bisa memengaruhi masyarakat secara luas—karena ia berkaitan dengan risiko depresi, gangguan makan, penyalahgunaan zat, bahkan perilaku menyakiti diri.
Oleh karena itu, pendekatan untuk mengatasi masalah ini harus melibatkan semua pihak:
-
Sekolah menciptakan lingkungan aman yang bebas dari bullying
-
Media memberi ruang pada keragaman dan keaslian, bukan hanya standar kecantikan sempit
-
Komunitas digital yang membangun, bukan menjatuhkan
Kesimpulan
Generasi muda tumbuh dalam zaman yang penuh potensi sekaligus tekanan. Di tengah gempuran citra ideal di media sosial, dan ekspektasi dari banyak arah, penting bagi mereka untuk memiliki rasa harga diri yang kuat dan untuk itu, peran orang tua serta ekosistem digital sangat menentukan.
Self-esteem bukan sesuatu yang instan, tapi bisa dibangun lewat kehadiran yang tulus, komunikasi yang sehat, dan lingkungan yang mendukung. Karena anak muda yang mengenal dan menghargai dirinya adalah fondasi dari masa depan yang lebih sehat secara mental dan sosial.
Sebagai bagian dari pusat asesmen Indonesia, biro psikologi Assesment Indonesia menghadirkan solusi asesmen psikologi dan psikotes online berkualitas tinggi untuk kebutuhan evaluasi yang komprehensif.