Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, kita sering mendengar istilah Mental Health First Aid (MHFA) atau Pertolongan Pertama Kesehatan Mental. Selama ini, banyak orang mengira bahwa MHFA hanya relevan bagi mereka yang bekerja di bidang psikologi, konseling, atau kesehatan jiwa. Padahal, kenyataannya, kemampuan ini justru seharusnya dimiliki oleh siapa pun, apapun latar belakang profesi atau pendidikannya.
MHFA adalah pendekatan awal yang diberikan kepada seseorang yang mengalami gangguan psikologis, tekanan emosional, atau krisis mental, sebelum orang tersebut mendapatkan bantuan profesional. Ini serupa dengan bagaimana kita melakukan pertolongan pertama fisik saat seseorang pingsan atau terluka, sebelum dibawa ke rumah sakit. Yang membedakan hanyalah jenis gangguannya: fisik vs mental. Namun dalam kehidupan nyata, krisis mental sering kali luput dari perhatian, bahkan oleh orang terdekat sekalipun, karena tak semua orang dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk mengenal tanda-tandanya.
Di sinilah letak pentingnya pelatihan MHFA bagi masyarakat umum. Kemampuan untuk mengenali gejala awal stres berat, serangan panik, depresi, atau kecenderungan bunuh diri dapat menyelamatkan nyawa. Dalam banyak kasus, seseorang tidak langsung mencari psikolog saat merasa putus asa, mereka cenderung memilih untuk bercerita ke teman, rekan kerja, guru, atau bahkan orang asing yang tampak peduli. Jika orang-orang di sekitar mampu memberikan respons awal yang tepat, maka peluang pemulihan bisa jauh lebih besar.
Menariknya, MHFA tidak meminta kita untuk menjadi terapis. Sama seperti kita tidak perlu menjadi dokter untuk menolong orang pingsan, kita juga tidak perlu menjadi psikolog untuk menjadi pendengar yang baik, menunjukkan empati, dan mengarahkan seseorang ke layanan profesional yang sesuai. Pelatihan MHFA justru menekankan batas peran: kapan membantu, bagaimana merespons, dan kapan harus merujuk. Pendekatannya praktis dan aplikatif, seperti bagaimana menenangkan teman yang cemas, atau menangani teman yang menarik diri secara tiba-tiba.
Mengapa penting bagi semua orang? Karena masalah kesehatan mental tidak mengenal profesi, usia, atau status sosial. Guru menghadapi siswa yang tertekan. HRD berhadapan dengan karyawan yang burnout. Orang tua mungkin tidak tahu bagaimana menangani anak yang terlihat murung dan sulit tidur. Bahkan remaja perlu tahu bagaimana membantu temannya yang mengalami tekanan berat akibat bullying. Dengan pengetahuan MHFA, kita bisa menciptakan lingkungan sosial yang lebih aman dan suportif secara emosional.
Dengan meningkatnya prevalensi gangguan mental di seluruh dunia, pembekalan masyarakat dengan keterampilan dasar MHFA menjadi investasi sosial yang sangat penting. Bukan hanya untuk mencegah krisis, tapi juga untuk membentuk budaya saling peduli. Bayangkan jika setiap orang memiliki kemampuan untuk mendeteksi, menenangkan, dan merespons gejala gangguan mental dengan bijak, maka stigma terhadap kesehatan mental bisa perlahan berkurang, dan akses menuju pemulihan jadi lebih terbuka.
Karena itu, belajar MHFA bukan hanya tugas orang psikologi. Ini adalah bekal hidup untuk siapa pun yang ingin menjadi bagian dari solusi. Assessment Indonesia sebagai vendor psikotes profesional menyediakan layanan asesmen psikologi terbaik untuk perusahaan dan individu.
Referensi:
Kitchener, B. A., & Jorm, A. F. (2002). Mental health first aid training for the public: Evaluation of effects on knowledge, attitudes and helping behavior. BMC Psychiatry, 2(1).
Mental Health First Aid International. (2023). Why MHFA matters. [https://mhfa.com.au]
World Health Organization (WHO). (2022). Mental health: strengthening our response. [https://www.who.int/]