Memuat...
24 September 2025 15:00

Lepas Dari Layar, Pulih Dari Lelah: Digital Detox Di Era Hiper-Koneksi

Bagikan artikel

Pendahuluan

Hari ini kita bangun bukan karena alarm, tapi karena notifikasi. Kita tidur bukan setelah membaca buku, tapi setelah scroll terakhir di TikTok. Ketergantungan pada layar bukan lagi fenomena baru, namun telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup modern. Di tengah semua kemudahan yang ditawarkan, muncul kebutuhan baru yang mendesak: digital detox.

Apa itu Digital Detox dan apa manfaatnya?

Digital detox merujuk pada periode jeda dari perangkat digital, terutama smartphone dan media sosial. Tujuannya sederhana yaitu memberi ruang bagi otak dan tubuh untuk pulih dari overstimulasi. Banyak dari kita tidak menyadari bahwa kelelahan emosional dan ketidakmampuan fokus bisa jadi bersumber dari konsumsi digital yang berlebihan. Penelitian menunjukkan bahwa paparan layar terus-menerus berdampak pada kualitas tidur, kestabilan emosi, dan penurunan atensi. Salah satu penyebab utamanya adalah sistem reward instan yang dimiliki aplikasi modern. Setiap notifikasi, like, dan scroll menciptakan ledakan kecil dopamin di otak dimana membuat kita secara tidak sadar menjadi kecanduan. Namun, detox bukan berarti menghapus seluruh teknologi dari hidup. Ini tentang memulihkan kontrol. Manfaatnya terasa nyata, seperti tidur lebih nyenyak, pikiran lebih jernih, waktu berkualitas dengan orang sekitar meningkat. Banyak yang melaporkan peningkatan produktivitas setelah membatasi waktu layar hanya satu jam sehari di luar jam kerja.

Bagaimana cara melakukan Digital Detox?

Langkah pertama bisa sesederhana tidak membuka ponsel 30 menit setelah bangun tidur. Atau mematikan notifikasi aplikasi yang tidak penting. Atau punya satu hari bebas layar setiap minggu. Kuncinya adalah realistis dan konsisten. Kita hidup di era digital, dan itu tidak akan berubah. Tapi kita bisa memilih untuk menggunakan teknologi sebagai alat bantu, bukan sebagai penguasa yang mengendalikan setiap detik hidup kita. Temukan layanan asesmen psikologi terbaik hanya di biro psikologi resmi Assessment Indonesia, mitra terpercaya untuk kebutuhan psikotes. 

Referensi:
Newport, C. (2019). Digital Minimalism.

APA (2023). Digital Media Use and Mental Health. www.apa.org

Bagikan