Memuat...
09 June 2025 13:53

Apa yang Dikatakan Bahasa Tubuh Saat Wawancara Kerja? Psikolog Ungkap Fakta Mengejutkan

Bagikan artikel

Saat memasuki ruang wawancara, kata-kata bukanlah satu-satunya hal yang diperhatikan oleh perekrut. Bahkan, sebagian besar komunikasi manusia berlangsung secara non-verbal. Bahasa tubuh, mulai dari cara kita duduk hingga bagaimana kita tersenyum, bisa menyampaikan pesan yang jauh lebih kuat daripada ucapan.

Bahasa Tubuh: Cermin Kepercayaan Diri

Salah satu kesan pertama yang dinilai saat wawancara adalah rasa percaya diri. Bahasa tubuh seperti postur tegak, kontak mata yang cukup, dan senyum ringan bisa mengindikasikan bahwa kandidat merasa nyaman dan yakin dengan kemampuannya.

Sebaliknya, gerakan gelisah seperti memainkan jari, menyilangkan lengan secara kaku, atau menghindari tatapan mata bisa memberi kesan cemas atau tidak siap. Dalam situasi wawancara, kesan ini bisa menjadi penentu apakah seorang pelamar dianggap profesional atau justru meragukan.

Gerakan Kecil yang Menyampaikan Banyak Pesan

Yang mengejutkan, beberapa gerakan yang dianggap "biasa saja" ternyata bisa membawa dampak besar. Misalnya:

  • Mengangguk terlalu sering: bisa diartikan sebagai sikap menyenangkan, tapi juga bisa terbaca sebagai tidak percaya diri atau ingin segera mengakhiri pembicaraan.

  • Mencondongkan badan ke depan: menandakan ketertarikan dan antusiasme, tapi jika berlebihan bisa terasa mengintimidasi.

  • Tersenyum terus-menerus: terdengar positif, tapi bisa dianggap tidak tulus jika tidak sesuai konteks.

Hal-hal kecil ini sering kali terjadi tanpa disadari, padahal secara psikologis mereka memiliki dampak besar pada penilaian orang lain.

Fakta Mengejutkan dari Kacamata Psikologi

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Journal of Nonverbal Behavior menunjukkan bahwa pewawancara cenderung membuat keputusan emosional dalam 4 hingga 7 menit pertama dari wawancara. Artinya, bahasa tubuh sejak awal bisa memengaruhi hasil akhir, bahkan sebelum pertanyaan-pertanyaan teknis diajukan.

Lebih jauh lagi, psikolog menemukan bahwa konsistensi antara bahasa verbal dan non-verbal adalah kunci. Jika seseorang berkata, “Saya percaya diri dalam menghadapi tantangan,” tapi tubuhnya menyusut ke belakang dan suaranya gemetar, maka pewawancara lebih cenderung percaya pada bahasa tubuh dibanding kata-kata.

Tips Mengontrol Bahasa Tubuh Saat Wawancara

Agar bahasa tubuh mendukung performa wawancara, berikut beberapa tips praktis:

  1. Latihan di depan cermin atau kamera – Melihat diri sendiri bisa membantu menyadari kebiasaan tak sadar.

  2. Bernapas dalam-dalam sebelum masuk ruangan – Ini membantu menenangkan sistem saraf dan menjaga ekspresi wajah tetap rileks.

  3. Fokus pada pewawancara, bukan pada kecemasan diri – Dengan memusatkan perhatian pada lawan bicara, bahasa tubuh akan lebih alami dan terhubung.

  4. Gunakan gerakan tangan seperlunya – Gerakan terbuka dan seimbang bisa meningkatkan kredibilitas.

Kesimpulan

Bahasa tubuh bukanlah ilmu pasti, tapi ia memainkan peran besar dalam bagaimana kita dinilai. Wawancara kerja bukan hanya tentang apa yang kita katakan, tapi juga bagaimana kita “mengatakannya” lewat sikap dan gerakan. Dengan menyadari dan melatih komunikasi non-verbal, kita bisa meningkatkan peluang sukses secara signifikan.

Sebagai biro psikologi terpercaya, Assesment Indonesia adalah vendor psikotes yang juga menyediakan layanan psikotes online dengan standar profesional tinggi untuk mendukung keberhasilan asesmen Anda.

Bagikan