Ketika seseorang mengalami luka fisik, kita dengan cepat memberikan pertolongan pertama. Tapi bagaimana jika seseorang mengalami luka emosional atau krisis mental? Di sinilah pentingnya 'Mental Health First Aid' atau pertolongan pertama kesehatan mental. Konsep ini membantu kita menjadi penolong pertama psikologis bagi orang-orang di sekitar kita yang sedang mengalami gangguan mental atau krisis emosional.
Salah satu pendekatan paling dikenal dalam Mental Health First Aid adalah model ALGEE, yang pertama kali dikembangkan oleh Mental Health First Aid Australia. ALGEE bukan hanya akronim, tetapi juga kerangka kerja praktis yang bisa digunakan siapa saja untuk membantu orang lain secara aman dan empatik. ALGEE terdiri dari lima langkah: Approach, Listen, Give support, Encourage professional help, dan Encourage self-help.
Langkah pertama, A – Approach, Assess, and Assist with any crisis. Ini berarti kita harus berani mendekati orang yang kita khawatirkan, mengamati tanda-tanda krisis, dan menilai risiko seperti potensi bunuh diri atau menyakiti diri sendiri. Misalnya, jika temanmu mendadak menarik diri, terlihat murung, atau mengunggah konten bernada putus asa, kita perlu dengan hati-hati mendekati dan menanyakan kondisinya.
Langkah kedua, L – Listen non-judgmentally. Mendengarkan tanpa menghakimi adalah keterampilan inti dalam pertolongan pertama mental. Kita perlu menahan diri untuk tidak memberikan nasihat instan, menginterupsi, atau membandingkan pengalaman. Yang dibutuhkan adalah telinga yang terbuka dan sikap empati. Seringkali, didengarkan saja sudah cukup membantu orang merasa tidak sendirian.
Langkah ketiga, G – Give reassurance and information. Setelah mendengarkan, kita bisa memberikan dukungan dan informasi yang menenangkan, seperti menyampaikan bahwa kondisi yang ia alami bisa ditangani dan bukan kesalahan pribadi. Kita bisa membagikan sumber daya terpercaya, seperti kontak psikolog, hotline krisis, atau artikel dari WHO dan Kemenkes.
Langkah keempat, E – Encourage appropriate professional help. Ini berarti kita mendorong orang tersebut untuk mencari bantuan dari tenaga profesional, seperti psikolog, psikiater, atau konselor. Kita bisa membantu membuatkan janji, mencari lokasi layanan terdekat, atau sekadar menawarkan untuk menemani.
Langkah kelima, E – Encourage self-help and other support strategies. Di luar bantuan profesional, kita juga bisa mendorong strategi yang bisa dilakukan individu, seperti teknik relaksasi, olahraga, jurnal harian, atau bergabung dengan komunitas yang mendukung.
Sebagai contoh nyata, bayangkan teman kerja Anda tiba-tiba jadi pendiam, sering terlambat, dan tampak kehilangan semangat. Anda bisa mendekatinya di waktu yang tenang (A), lalu mendengarkan ceritanya tentang kelelahan dan stres rumah tangga (L). Anda meyakinkannya bahwa burnout itu nyata dan bisa ditangani (G), lalu menyarankan konseling kantor (E), dan mendorongnya untuk mulai tidur lebih teratur dan menulis jurnal harian (E).
Algoritma langkah-langkah ini bukan solusi instan, tetapi dapat menjadi jembatan untuk pulihnya kondisi seseorang. Dengan memahami dan menerapkan ALGEE, kita tidak hanya membantu orang lain, tapi juga menciptakan lingkungan yang lebih empatik dan sadar mental. Menjadi penolong pertama psikologis adalah bentuk kepedulian aktif yang bisa dilakukan siapa saja, kapan saja. Percayakan asesmen Anda pada biro psikologi resmi Assessment Indonesia, pusat asesmen psikologi dengan layanan terbaik.
Saat ini, pelatihan Mental Health First Aid mulai tersedia di berbagai negara termasuk Indonesia. Kita semua bisa belajar menjadi lebih peka, lebih sigap, dan lebih siap untuk hadir saat orang lain membutuhkan. Karena seringkali, langkah pertama menuju pemulihan dimulai dari seseorang yang peduli.
Referensi:
Mental Health First Aid Australia. (2020). Standard Mental Health First Aid Manual.
Kitchener, B. A., & Jorm, A. F. (2002). Mental health first aid training for the public: Evaluation of effects on knowledge, attitudes and helping behavior. BMC Psychiatry, 2(10). https://doi.org/10.1186/1471-244X-2-10
World Health Organization. (2023). Mental health and substance use. https://www.who.int/teams/mental-health-and-substance-use
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Pedoman Kesehatan Jiwa Masyarakat. https://promkes.kemkes.go.id